"Dispereert niet, onziet uw vijanden niet, want God is met ons"

- Jan Pieterszoon Coen (1587 - 1629)

Minggu, 22 November 2015

Seragam Hijau KNIL Asli Garut

Seragam Grijs-Groen Katoenen Model Jas 1911

Seragam Grijs-Groen Katoenen "Garoet-B"

Para reenactor Belanda mengenakan Grijs-Groen Katoenen "Garoet-B"

Para serdadu KNIL berseragam Garoet-B dalam barisan



KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) meski didirikan oleh Belanda namun ia terpisah dari KL (Koninklik Landmacht/Leger) yang statusnya tentara nasional di Belanda. KNIL didirikan sebagai pasukan pengamanan di wilayah Nederlands Indie atau Hindia Belanda. Mereka yang menjadi serdadu KNIL kebanyakannya adalah orang-orang lokal, meskipun ada juga orang-orang Belanda yang terutama dan bisa mendapatkan pangkat lebih tinggi dibandingkan orang lokal sendiri.

Mengenai urusan seragam, KNIL boleh dikatakan paling hobi mengganti warna seragam. Hal itu dikarenakan pengalaman-pengalaman tempur sebelumnya dalam menghadapi militansi lokal yang mereka hadapi. Komando Angkatan Darat KNIL pun menginisiatifkan pengujian seragam lapangan di tahun 1908. Batalyon Infantri ke-10 di Batavia dipilih sebagai relawan uji coba seragam yang berbeda warna satu dengan lainnya.

Keputusan tetap baru keluar pada tahun 1910, dengan ditetapkannya seragam lapangan dari katun abu-abu hijau tebal (Grijs-Groen Katoenen). Seragam ini lebih populer dengan istilah Katoen Garoet. Bahan seragam didatangkan langsung dari Belanda. Seragam lengkap Grijs-Groen Katoenen Model Jas pada tahun 1911 diperkenalkan, yang kemudian seragam ini digunakan untuk kegiatan di lapangan. Untuk upacara  masih menggunakan seragam Donkerblauw.

Perang Dunia I pecah di tahun 1914, yang kemudian berpengaruh pada pengadaan bahan kain untuk seragam KNIL. Transport bahan seragam melalui trasport laut dari Belanda sulit didatangkan, tidak seperti di masa sebelumnya. KNIL kemudian beralih dengan mengimpor bahan kapas abu-abu hijau dari Jepang dalam jumlah besar. Namun di kemudian hari, diketahui bahwa bahan kapas impor ini memiliki kualitas buruk. Bila dicuci, seragam akan luntur warnanya. Pengiriman bahan semula dari Belanda kembali lancar setelah Perang Dunia I usai.

Meski memiliki pengalaman kurang menyenangkan soal kapas abu-abu hijau, Belanda tetap mencoba untuk memulai pengadaannya kembali secara mandiri. Pada tahun 1926, industri kapas abu-abu hijau dimulai di Cirebon. Produksi dalam negeri ini ternyata mampu menghemat pengeluaran, apalagi dunia sedang dilanda malaise. Permintaan total KNIL atas seragam berbahan kapas ini di tahun 1934 pun dapat terpenuhi. Seragam Donkerblauw pun digantikan dengan Grijs-Groen Katoenen Model Jas 1911 karena melimpahnya bahan baku pembuatan seragam.

Pada tahun 1936, dibuatlah kembali seragam dengan kualitas yang lebih baik dari yang sebelumnya. Seragam ini disebut dengan Garoet-B. Satu-satunya pabrik tenun di Garut yang memproduksi seragam ini adalah Preanger Bontweverij (PBW), yang juga dikenal dengan Pabrik Tenun Garut. Meski tidak semua seragam KNIL era 1926-1935 diproduksi di Garut, orang tetap menyebutnya dengan Garoet-A. Penamaan Grijs-Groen Katoenen yang menjadi Katoen Garoet dikarenakan buatan Garut adalah yang terbaik kualitasnya.

Setelah pembubaran KNIL di tahun 1950, produksi PTG mengalami penurunan. Pabrik ini kemudian resmi berhenti beroperasi pada tahun 1985. Pabrik ini akhirnya benar-benar hilang untuk kepentingan pembangunan Mall Garut.


Sumber:
naratasgaroet.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar