"Dispereert niet, onziet uw vijanden niet, want God is met ons"

- Jan Pieterszoon Coen (1587 - 1629)

Senin, 30 November 2015

Rijsttafel, Penyajian Makanan Indonesia Kesukaan Orang Belanda

Sajian Rijsttafel di era 1880-an


Sebuah keluarga Belanda berfoto bersama dengan sajian Rijsttafel, 1920


Keluarga C.H. Japing di Bandung menyantap sajian hidangan Rijsttafel.
Terlihat seorang pelayan tengah membantu menyajikan hidangan, 1936


Sajian Rijsttafel masa kini di Belanda



Jika berbicara mengenai kuliner pada masa Hindia Belanda rasanya kurang lengkap tanpa membicarakan sebuah penyajian makanan yang satu ini. Dapat dikatakan penyajian makanan ini adalah sesuatu yang tidak biasa namun menarik pada masa itu. Bagaimana tidak, makanan yang disajikan adalah makanan Indonesia tetapi yang menyantapnya adalah orang-orang Belanda. Penyajian kuliner Indonesia sebagai santapan orang Belanda ini dinamakan dinamakan Rijsttafel.

Di Indonesia, kini Rijsttafel sulit untuk dijumpai. Justru di Belanda, Rijsttafel sering ditemukan di berbagai rumah makan. Rijsttafel merupakan istilah dari bahasa Belanda yang artinya "meja nasi". Rijsttafel adalah cara penyajian makanan secara berurutan dengan berbagai pilihan kuliner khas Nusantara. Cara penyajian semacam ini berkembang pada masa Hindia Belanda dengan cara memadukan tata perjamuan resmi ala Eropa dengan kebiasaan makanan penduduk lokal yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok.

Minggu, 22 November 2015

Seragam Hijau KNIL Asli Garut

Seragam Grijs-Groen Katoenen Model Jas 1911

Seragam Grijs-Groen Katoenen "Garoet-B"

Para reenactor Belanda mengenakan Grijs-Groen Katoenen "Garoet-B"

Para serdadu KNIL berseragam Garoet-B dalam barisan



KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) meski didirikan oleh Belanda namun ia terpisah dari KL (Koninklik Landmacht/Leger) yang statusnya tentara nasional di Belanda. KNIL didirikan sebagai pasukan pengamanan di wilayah Nederlands Indie atau Hindia Belanda. Mereka yang menjadi serdadu KNIL kebanyakannya adalah orang-orang lokal, meskipun ada juga orang-orang Belanda yang terutama dan bisa mendapatkan pangkat lebih tinggi dibandingkan orang lokal sendiri.

Mengenai urusan seragam, KNIL boleh dikatakan paling hobi mengganti warna seragam. Hal itu dikarenakan pengalaman-pengalaman tempur sebelumnya dalam menghadapi militansi lokal yang mereka hadapi. Komando Angkatan Darat KNIL pun menginisiatifkan pengujian seragam lapangan di tahun 1908. Batalyon Infantri ke-10 di Batavia dipilih sebagai relawan uji coba seragam yang berbeda warna satu dengan lainnya.